Sabtu, 07 November 2015

Tajwid Pelajaran Ke-4, 5, 6

〰🍃〰🍃〰🍃〰🍃〰🍃〰

16 Al-Muharram 1437 H/ 29 Oktober 2015

📝Pelajaran Ke- Empat.

      PENGERTIAN TAJWID.

~   Tajwid secara bahasa adalah
      التحسين (tahsin)
     Artinya : memperbagus.
 
التكميل. (Takmiil)
     Artinya : menyempurnakan.
 
   الإتقان. (Itqaan)
     Artinya : mengkokohkan.

~   Tajwid secara istilah adalah :

👉🏾Memberikan kepada setiap huru HAK nya dan MUSTAHAQ nya.

>>  hak- haknya adalah sifat lazimah / sifat yang harus ada pada huruf tersebut seperti sifat hams, jahr, syiddah, istifal, isti' la dan yang lainnya.

>>  mustahaqnya adalah hukum-hukum yang muncul dari sifat tersebut. Seperti idzhar, idgham, tarqiq, tafkhim .

📌Secara rinci ada dua keadaan huruf yang harus kita perhatikan yaitu:

  1 . Keadaan huruf  ketika bersendirian. Pada keadaan ini ada beberapa hukum yang harus diperhatikan antara lain :

   a. Makhraj huruf / tempat keluarnya huruf .

  b. Perwujudan sifat-sifat huruf.

  2 . Keadaan huruf ketika bergandeng dengan huruf yang lain. Pada keadaan ini akan muncul hukum-hukum seperti tarqiq/ tipis, tafkhim/ tebal , idhzhar , idgham, mad wajib muttashil dan lainnya.

3. Ketika huruf tersusun dalam suatu kata dan membentuk suatu kalimat maka munculah hukum- hukum waqaf.

  📝Pelajaran Ke- Lima

  TUJUAN   MEMPELAJARI   ILMU   TAJWID.

🍥 Tujuan mempelajari ilmu tajwid

👉🏾adalah agar kokoh dalam membaca al-Qur'an yakni mengucapkan huruf- huruf al-Qur'an dalam keadaan sempurna hukum-hukumnya dan sifatnya serta sesuai dengan makhrajnya tanpa ada penambahan dan pengurangan.

💐Jika seseorang  membaca al-Qur'an sudah mewujukan ini semua, maka sungguh dia telah membaca al-Qur'an sesuai dengan caranya Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dan sudah sesuai dengan lahjah (gaya bahasa ) orang arab yang fasih yang mana al-Questionsur'an ini turun dengan gaya bahasa mereka.

🍂Dan seorang bisa sampai pada  itqan / kokoh dalam membaca al-Qur'an adalah dengan banyak latihan dan banyak usaha untuk menggerakkan lisan --رياضة اللسان--.

✏Sebagaimana dikatakan oleh  Ibnul Jazary (seorang ulama tajwid ) :

  ولَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ تََرْكِهِ 

  إلَّا رِيَاضَةُ إمْريءٍبِفَكِّه

"Dan tidak ada pembatas antara mentajwidkan al-Qur'an dengan meninggalkannya. Kecuali upaya seseorang untuk menggerakkan lidah."

📝 Pelajaran Ke- Enam.

    HUKUM MEMBACA AL QUR'AN DENGAN TAJWID.

🔵Hukum membaca al-Qur'an dengan tajwid adalah wajib menurut syariat dan akan berdosa orang yang meninggalkannya.

👉🏾Ini adalah pendapat kebanyakkan ulama dan fuqaha dengan alasan : Karena al-Qur'an turun dalam keadaan bertajwid maka kita juga membacanya dalam keadaan bertajwid , demikian juga Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Sallam telah mengambil bacaan al-Qur'an dari Jibril dalam keadaan bertajwid , dan beliau telah mengajarkannya kepada para sahabatnya dalam keadaan bertajwid. Maka ini juga termasuk sunnah Nabi Shalallahu'alaihi Wa Sallam.

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jazary :

وَالْاَخْذُ   بِتَجْوٍيدِ  حَتْمٌ  لَازِم    

مَنْ لَمْ يُجَوِّدْ القرآن آثُم

"Dan membaca al-Qur'an dengan tajwid adalah sesuatu yang wajib lagi harus.   
Dan barang siapa yang tidak mentajwidkan al-Qur'an maka dia telah berdosa."

Adapun ayat yang menunjukkan wajibnya mentajwidkan al-Qur'an adalah firman Allah Ta' ala

وَرَتُّلِ القرآنَ تَرْتِيلًا.   ٌ
   
" Dan bacalah oleh kalian al Qur'an itu dengan tartil".

Sudah disampaikan bahwa "Ali bin Abi Thalib menafsirkan tartil adalah mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengerti tempat- tempat waqaf.

         والله اعلام بالصواب

Dinukil dari kitab : Qawaidut-Tajwid                                 ِ
Ditulis oleh : Ummu Abdirrahman Istiqomah.
Kalibagor- Banyumas

http://akhawaatfillahpurwokerto.blogspot.com

〰🍃〰🍃〰🍃〰🍃〰🍃〰
🍄 Akhawaat Fillah Purwokerto 🍄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar